Rabu, 25 Mei 2011

Pidato Bahasa Indonesia (Tema Globalisasi, Tekhnologi Modern)


Selamat siang,
Assalamu’alaikum Wr Wb
Yang terhormat Kepala Sekolah SMP Santa Ursula BSD, Victoria Istiningsih.
Yang terhormat Wakil Kepala Sekolah SMP Santa Ursula BSD Eusthasia Suwarti.
Yang terhormat guru-guru SMP Santa Ursula BSD.
Beserta seluruh murid SMP Santa Ursula BSD yang berbahagia.

Salam sejahtera
Puji Syukur saya ucapkan kepada kepala sekolah kita karena saya diperbolehkan untuk hadir disini. Saya juga berterima kasih kepada guru-guru yang telah menyelenggarakan acara ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung acara ini.


Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mengingat kembali, beberapa pola hidup yang kita lakukan dari penyebab globalisasi. Apakah globalisasi sangat berpengaruh dalam kehidupan kita? Saya berharap pada kesempatan kali ini kita semua menjadi tahu, seberapa besar pengaruh globalisasi dalam hidup kita. Saya juga berharap kita semua dapat menghadapi pengaruh globalisasi.

Di abad ke 21 ini, globalisasi menjadi hal yang biasa bagi kita. Globalisasi, berarti proses yang mendunia. Tentunya, semua aspek kehidupan merasakan pengaruhnya. Misalnya, di bidang transportasi. Setiap hari kita dapat melihat seluruh jalan raya dipadati oleh berbagai jenis kendaraan bermotor. Contohnya mobil. Padahal, sebelum mobil ditemukan, biasanya orang akan berjalan kaki untuk menempuh suatu perjalanan, bahkan yang sangat panjang sekalipun. Selain di bidang transportasi, aspek kehidupan yang terkena dampak globalisasi adalah telekomunikasi. Saat ini hand phone adalah alat komunikasi yang sudah dimiliki oleh setiap orang. Selain hand phone, yang tak kalah penting adalah internet. Globalisasi seperti mengharuskan kita untuk memiliki komputer yang dilengkapi dengan jaringan internet.

Di bidang kuliner, pengaruh globalisasi juga cukup besar. Makanan khas Barat menjadi sangat populer di seluruh dunia. Contohnya Pizza Hut, KFC, CFC, Hoka Hoka Bento, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan makanan khas dalam negeri menjadi kurang diminati. Yang tak kalah penting, aspek kehidupan yang juga merasakan dampak globalisasi adalah fashion. Saat ini tren yang sangat mendunia adalah dari negara-negara barat. Jika orang Indonesia lebih memilih tren luar negri, siapakah yang akan melestarikan budaya Indonesia?
Bidang olahraga juga merasakan dampak globalisasi. Saat ini seluruh dunia sangat meminati pertandingan sepak bola, basket, bulu tangkis, dan lain sebagainya. Bukan hanya kegiatan olahraganya, alat-alat pendukung pun ikut merasakan dampak globalisasi. Contohnya sepatu. Sepatu menjadi alat pendukung yang sangat penting. Model dan bentuk sepatu pun harus disesuaikan dengan olahraganya.

Dari beberapa aspek yang saya sebutkan tadi, jelas bahwa globalisasi sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Setiap orang memang dapat merasakan pengaruhnya. Sebagai warga masyarakat yang baik, kita harus bisa menghadapi pengaruh globalisasi. Kita harus bisa mengambil nilai-nilai positif dan membuang nilai-nilai negatifnya. Misalnya, dengan menyeleksi budaya asing yang masuk ke dalam negeri kita. Kita harus bisa memilih budaya yang baik, yang tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di negeri kita. Karena budaya dalam negeri adalah ciri khas negeri kita sendiri, yang harus kita jaga. Agar tidak kehilangan informasi, kita harus mengikuti perkembangan informasi dan teknologi.

Jadi ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghadapi pengaruh globalisasi. Kita boleh merasakan pengaruhnya, namun kita harus mengambil dampak positifnya, dan membuang dampak negatifnya.
Semoga apa yang telah saya katakan tadi bermanfaat bagi kita semua yang ada disini. Saya berharap dengan adanya globalisasi ini semua orang dapat mengambil nilai positifnya. Terima kasih atas perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Selasa, 17 Mei 2011

Lagi, Contoh Pidato Tema Pendidikan

Judul : Pendidikan Sebagai Sarana Mengejar Cita-cita

Bissmillahirohmanirohim..
assalmu'alaikum wr. wb.

Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, dan tak lupa Staf karyawan yang saya hormati pula.
Teman-temanku yang berbahagia,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang maha agung dimana kita ada disini tidak lain atas kuasanya. Alhamdulilahirobil'alamin, kita pada hari ini masih di beri berbagai nikmat yang tidak mungkin bisa dihitung, diantaranya nikmat hidup, nikmat sehat, dan nikmat berkumpul.



Pada kesempatan kai ini perkenankanlah saya berpidato bukan untuk mengajari ataupun menggurui, namun saya disini hanya sekedar berbagi ilmu, pengalaman dan mengingatkan satu sama lain. Seperti yang kita ketahui, sebagai seorang yang hidup pastilah kita memiliki cita-cita, pastilah kita memiliki harapan, angan-angan, yang mana kita berusaha sebaik mungkin agar angan-angan tersebut dapat tercapai. Namun, untuk menggapai angan-angan tersebut tidaklah mudah, banyak rintangan yang menghalangi. misal saya ingin menjadi seorang guru, pastilah ada dua faktor penghalang, yang pertama dari luar dan yang satunya dari dalam. Yang dari dalam misalnya, saya malas, saya kurang pengetahuan. sedangkan yang dari luar misalnya ibu saya tidak mengizinkan, atau mungkin guru sudah terlalu banyak.

Sekarang yang jadi permasalahan adalah, Bagaimana agar cita-cita tersebut dapat tercapai? jawabannya adalah Berusaha sekuat tenaga, dan bertawakal kepada Allah. namun, dalam mengusahakan cita-cita tentu PENDIDIKAN adalah hal yang utama.Kenapa? Karena tanpa pendidikan, cita-cita itu tidak akan tercapai. Semisalkan saya ingin menjadi dokter. Apakah saya bisa menjadi dokter tanpa pendidikan? kemudian, kakak saya ingin menjadi sopir bus, apakah kakak saya bisa menjadi sopir bus tanpa pendidikan? tidak bisa, biarpun hanya menjadi sopir bus, tapi perlu pendidikan, perlu pengetahuan tentang rambu-rambu lalu lintas, dll.

Jadi, memang pendidikan di masyarakat harus dikembangkan baik yang bersifat formal maupun non-formal agar citta-cita semua orang dapat tercapai.

Singkat saja, Cukup sekian dari saya, bila ada kesalahan saya mohon maaf. terimakasih.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Comment